Jakarta – Tak ada yang menyangka, ngonten di TikTok bisa mengubah hidup seseorang secara drastis. Hal itu dibuktikan oleh Khalik, pengusaha videotron asal Malang yang kini sukses meraup omzet miliaran rupiah per tahun dan rutin berbagi dengan menyedekahkan 800 kg beras setiap bulannya.
Khalik, yang akrab disapa Om KH, awalnya hanya seorang mahasiswa jurusan DKV yang nyaris tak lulus karena harus membiayai kuliahnya sendiri. Ia kemudian bekerja di dunia event organizer dan menemukan potensi besar dalam bisnis LED display atau yang lebih akrab disebut videotron di Indonesia.
Berawal dari kegemarannya mengedit video untuk keperluan event, Khalik mulai merambah ke pembuatan konten visual untuk layar videotron. Meski awalnya serba terbatas dan sering tak punya pemasukan tetap, ia nekat menjadi freelancer dan membangun jaringan sendiri. Bahkan, ia sempat menjual barang-barang pribadi demi bertahan hidup.
Namun, kerja kerasnya berbuah manis ketika mulai mempromosikan usahanya lewat TikTok. Di platform inilah nama Khalik mulai dikenal luas. Berbagai kontennya yang edukatif dan menghibur soal dunia videotron menarik perhatian banyak orang, hingga permintaan pun berdatangan, bahkan dari daerah terpencil seperti Wamena, Papua.
“Dulu waktu saya rajin ngonten, sering banget viral. Sekarang lebih sibuk kerja, jadi jarang update konten,” ujarnya.
Omzet bisnisnya kini mencapai Rp7 miliar per tahun. Tak hanya fokus pada keuntungan, Khalik juga konsisten berbagi dengan masyarakat sekitar. Ia rutin menyedekahkan 800 kg beras setiap bulan sebagai bentuk rasa syukur.
Ngonten di TikTok bagi Khalik bukan sekadar strategi pemasaran, tapi juga bentuk silaturahmi digital. “Kalau dulu silaturahmi itu harus datang langsung. Sekarang lewat konten juga bisa menyambung rezeki,” tuturnya.
Kesuksesan Khalik menunjukkan bahwa TikTok bukan hanya tempat hiburan semata, tapi juga ladang rezeki jika dimanfaatkan dengan serius dan konsisten. Dari layar LED hingga layar smartphone, inspirasi terus mengalir dari seorang pengusaha videotron yang tak pernah lelah berbagi.
