Pasaman Barat – Momen serah terima jabatan kepala SMA/SMK Negeri di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman berlangsung penuh makna pada Sabtu (31/5/2025), bertempat di SMKN 1 Pasaman. Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Wilayah VI Provinsi Sumatera Barat, Efry Syahputra, S.Ag., M.Pd., menegaskan bahwa jabatan kepala sekolah bukan sekadar rotasi administratif, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun akhirat.
Dalam sambutannya, Efry mengingatkan bahwa pergantian kepala sekolah bukan hanya simbol pergantian posisi, tapi juga peralihan tanggung jawab secara menyeluruh. “Menjadi pemimpin adalah bentuk pengabdian, bukan kekuasaan,” tegasnya. Ia mengutip pernyataan Buya Hamka: “Menjadi pemimpin itu adalah menderita,” untuk menggambarkan beratnya beban kepemimpinan di dunia pendidikan.
Kepemimpinan Berbasis Amanah dan Akhlak Efry mengajak seluruh kepala sekolah untuk menanamkan niat ikhlas karena Allah dalam menjalankan tugas. Ia menekankan bahwa jabatan adalah titipan yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan manusia dan Tuhan.
Waspadai Keuangan dan Administrasi Isu pengelolaan keuangan dan pembangunan fisik juga menjadi sorotan. Efry menekankan pentingnya kepala sekolah memahami regulasi dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan. “Jangan sampai amanah ini tergelincir karena ketidaktahuan administratif,” jelasnya.
Kepsek Harus Inovatif dan Komunikatif Kepala sekolah dituntut untuk memiliki sensitivitas tinggi terhadap dinamika sekolah. “Bahkan sehelai daun jatuh pun harus diketahui,” ujar Efry. Ia juga menyoroti pentingnya kemampuan komunikasi agar kepala sekolah mampu menyelesaikan persoalan tanpa langsung melimpahkannya kepada atasan.
Bangun Tim, Bukan Ego Menurut Efry, keberhasilan tidak datang dari individu semata. “Kita tidak butuh Superman, tapi Super Team,” katanya. Karena itu, kepala sekolah diminta membangun tim kerja solid berdasarkan dedikasi, bukan sekadar formalitas.
Evaluasi Diri dan Tantangan PPDB Menghadapi tahun ajaran baru, Efry menilai PPDB menjadi ujian pertama bagi para kepala sekolah yang baru menjabat. Kesiapan regulasi, koordinasi internal, dan keterbukaan informasi menjadi indikator penting.
“Keberhasilan tidak diukur dari perbandingan dengan orang lain, tapi sejauh mana Anda lebih baik dari diri Anda kemarin,” tambahnya.
Hormati Guru, Fokus pada Siswa Kacabdin juga mengingatkan pentingnya membangun hubungan harmonis dengan para guru. “Hormati guru, karena keberhasilan Anda tergantung dari kepercayaan mereka,” ujarnya. Ia menyebutkan tolok ukur kesuksesan kepala sekolah harus nyata: untuk SMA, seberapa banyak siswa diterima di perguruan tinggi; untuk SMK, berapa lulusan yang terserap ke dunia kerja.
Etika Sertijab dan Pilar Kinerja Kepala sekolah baru diminta menerima laporan terbuka dan tidak menyisakan beban tersembunyi bagi penggantinya. Efry merangkum empat pilar kinerja kepala sekolah:
Kerja Ikhlas – niat karena Allah
Kerja Cerdas – memahami regulasi dan berinovasi
Kerja Keras – penuh dedikasi
Kerja Tuntas – menyelesaikan tugas hingga akhir
Kepala Sekolah Adalah Bagian dari Tim Besar Di akhir sambutannya, Efry menegaskan bahwa seluruh kepala sekolah merupakan bagian dari tim besar Cabdin Wilayah VI. Ia mengajak seluruh kepsek aktif membangun komunikasi dan sinergi, tidak hanya secara struktural tetapi juga dengan pendekatan yang manusiawi.
“Semua kepala sekolah adalah bagian dari satu tim besar Cabdin Wilayah VI Sumatera Barat,” pungkasnya.