Inilah video amatir yang direkam oleh warga saat seorang pria bernama Sunaji, asal Dusun Jarakan, Desa Sidoharjo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dikeroyok massa. Video berdurasi kurang lebih dua menit ini memperlihatkan kebrutalan warga terhadap Sunaji, yang dituduh hendak mencuri motor di Pasar Warujayeng.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin siang, 21 April 2025, ketika Sunaji hendak pergi ke pasar. Menurut keterangan pihak keluarga, Sunaji bukanlah seorang maling. Ia diketahui mengalami depresi sejak rumah tangganya retak dan juga menderita gangguan penglihatan hingga mencapai 80%.
Sepeda motor milik warga yang diparkir di pasar dikira sebagai miliknya sendiri, karena jenis dan modelnya serupa. Kesalahpahaman inilah yang memicu insiden nahas tersebut.
Koiriyah, adik kandung Sunaji, menyatakan bahwa kakaknya mengalami perubahan perilaku sejak ayah mereka meninggal. Sunaji yang sebelumnya bekerja di sawah dan berjualan mainan anak-anak menjadi tertutup dan sering terlihat murung. “Setelah bapak saya meninggal, dia berubah pemikirannya. Ibu saya juga sakit karena memikirkan keadaan keluarga,” ujar Koiriyah.
Sebelum kejadian pengeroyokan, Sunaji sempat pergi menggunakan sepeda motornya. Namun tidak lama setelah itu, keluarga menerima kabar bahwa Sunaji dikeroyok warga dan diminta untuk mendatangi kantor polisi guna mengklarifikasi kepemilikan kendaraan.
“Dia bingung sendiri, motornya ditaruh di Jetis atau di Kampung Baru. Saat ditanya waktu dikeroyok, dia tidak bisa menjawab,” kata Koiriyah. Seseorang kemudian menelepon, mengatakan melihat motor Sunaji diparkir sembarangan di rumah warga tanpa izin, sementara Sunaji sendiri pergi berjalan kaki ke pasar untuk mengamen.
Dari segi kondisi fisik, Koiriyah menyebutkan bahwa penglihatan kakaknya memang terganggu. “Penglihatannya itu kurang, tidak bisa melihat jelas, dan dia juga mengalami depresi. Harus dimaklumi,” tuturnya.
Setelah insiden tersebut, Sunaji kini hanya bisa terbaring lemas di kamarnya. Ia masih merasakan sakit dan trauma berat akibat amukan massa. Sebagai seorang pedagang mainan yang hidup bersama ibunya yang menderita stroke, Sunaji harus menelan pil pahit ketika keadilan belum juga berpihak padanya.
Insiden bermula saat Sunaji terlihat hendak menyalakan sepeda motor milik orang lain. Karena kuncinya tidak cocok, motor tersebut tidak bisa dinyalakan. Warga yang melihat kejadian tersebut langsung meneriakinya sebagai maling, memicu emosi massa yang kemudian menghakiminya secara brutal tanpa klarifikasi terlebih dahulu.
Akibat kejadian tersebut, Sunaji mengalami luka serius di bagian perut dan kepala akibat pukulan warga. Ia saat ini menjalani perawatan jalan setelah sempat mendapatkan visum. Seorang tetangga korban mengaku mengetahui insiden itu dari media sosial. “Ternyata itu tetangga saya. Saya kasihan banget. Dia itu yatim, sudah lama ditinggal ayahnya. Ibunya stroke berat. Biaya untuk ke rumah sakit pun tidak ada,” ujarnya prihatin.
Tetangga tersebut menambahkan bahwa motor yang dikira hendak dicuri sangat mirip dengan motor Sunaji. “Sepedanya dia itu memang mirip sekali. Dia mungkin panik atau depresi, karena motor itu tidak bisa dinyalakan, lalu langsung dituduh dan dihajar,” jelasnya.
Warga sekitar yang peduli kemudian membawa Sunaji ke Puskesmas atau rumah sakit menggunakan mobil setelah kondisi fisiknya semakin parah. Pagi hari setelah kejadian, Sunaji sudah kembali ke rumah karena keterbatasan biaya pengobatan.
“Harapan saya, kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi. Jangan main hakim sendiri,” harap tetangga tersebut.
Hingga kini, pihak kepolisian Polres Nganjuk belum memberikan keterangan resmi terkait kasus pengeroyokan ini. Keluarga Sunaji berharap para pelaku segera diproses secara hukum dan diberi sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku. Sebab, tindakan main hakim sendiri merupakan pelanggaran hukum yang harus ditindak secara adil dan bijak.