Ngeri, Kelompok Militan India Tembaki Wisatawan, 20 Orang Tewas

Setidaknya 20 orang dilaporkan tewas setelah kelompok militan melepaskan tembakan ke arah para wisatawan di wilayah Jammu dan Kashmir, India, pada Selasa, 22 April. Peristiwa tragis ini disebut sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil di kawasan Himalaya yang rawan konflik tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Tiga sumber keamanan menyebutkan bahwa insiden ini merupakan pukulan besar bagi upaya menjaga stabilitas di wilayah yang selama ini dikenal dengan ketegangan politik dan kekerasan antar kelompok bersenjata. Serangan terjadi di daerah Pahalgam, sebuah tujuan wisata populer yang kerap dipadati pelancong, terutama di musim panas.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, melalui unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), menyatakan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tindakan keji ini akan diadili dan tidak akan dibiarkan lolos dari hukum. Modi menegaskan bahwa agenda jahat para pelaku tidak akan pernah berhasil, dan tekad pemerintah India untuk memerangi terorisme semakin kuat dan tidak tergoyahkan.

Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, segera bertolak ke Kashmir untuk mengadakan pertemuan darurat terkait keamanan. Langkah cepat ini diambil menyusul kekhawatiran akan potensi ancaman lanjutan dan pentingnya mengembalikan rasa aman bagi warga sipil dan wisatawan di wilayah tersebut.

Serangan terjadi di sebuah padang rumput yang tidak dapat dilalui kendaraan, sehingga menyulitkan proses evakuasi dan penanganan korban. Sumber di lapangan menyebutkan bahwa pelaku diduga berjumlah dua hingga tiga orang, dan melakukan penembakan secara brutal terhadap kerumunan wisatawan yang sedang beraktivitas.

Seorang saksi mata, Gopol Rup Chchen, mengisahkan detik-detik mencekam saat suara tembakan terdengar di kejauhan. Ia dan orang-orang di sekitarnya tidak bisa melihat jelas pelaku karena fokus untuk menyelamatkan diri dari rentetan tembakan. “Kami tidak bisa melihat apa-apa. Kami hanya berlari secepat mungkin,” ujarnya.

Kelompok militan yang menamakan diri mereka “Perlawanan Kashmir” mengaku bertanggung jawab atas serangan ini melalui pesan di media sosial. Dalam pernyataannya, kelompok tersebut menyatakan bahwa serangan itu merupakan bentuk ketidakpuasan atas meningkatnya jumlah warga dari luar wilayah yang menetap di Jammu dan Kashmir. Mereka mengklaim bahwa lebih dari 85.000 orang dari luar daerah telah pindah ke wilayah tersebut, yang menurut mereka mengancam komposisi demografis lokal.

Serangan ini menjadi pengingat bahwa meski kekerasan bersenjata di Kashmir sempat mereda dalam beberapa tahun terakhir, potensi konflik masih tetap membara. Pemerintah India pun kini menghadapi tantangan besar untuk memastikan keamanan, stabilitas, dan perlindungan terhadap masyarakat sipil di wilayah yang indah namun rawan ini.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post