23 April 2025 — Ketegangan geopolitik di kawasan Asia kembali memanas setelah seorang jenderal tinggi Amerika Serikat menyatakan kesiapan negaranya untuk menghadapi setiap bentuk agresi di wilayah Asia. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Filipina yang saat ini tengah berlangsung.
Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan nama Tiongkok, pernyataan dari Jenderal Glenn ini diyakini kuat mengarah pada negara tersebut, mengingat konflik yang sedang berlangsung antara Tiongkok dengan Taiwan serta perselisihan wilayah dengan Filipina di Laut Cina Selatan.
Pernyataan itu muncul saat Jenderal Glenn menjawab pertanyaan wartawan mengenai kesiapan pasukan Amerika Serikat dan Filipina dalam merespons kemungkinan agresi besar di kawasan Selat Taiwan atau Laut Cina Selatan. Ia menegaskan bahwa setelah bertahun-tahun melakukan latihan militer bersama, kedua negara telah membangun kemampuan yang solid untuk menghadapi skenario pertempuran berskala penuh.
Latihan yang dimaksud adalah latihan tempur tahunan yang dikenal dengan nama Balikatan, yang secara resmi dimulai pada hari Senin, 21 April 2025. Ribuan tentara dari kedua negara sekutu tersebut dilibatkan dalam serangkaian simulasi militer, termasuk latihan untuk memukul mundur serangan terhadap pulau-pulau sebagai bagian dari upaya mempertahankan wilayah kepulauan dan laut Filipina.
Latihan militer Balikatan ini dijadwalkan berlangsung hingga 9 Mei, dan melibatkan sekitar 11.000 personel militer gabungan, terdiri dari 9.000 tentara Amerika dan 5.000 personel militer Filipina. Sejumlah peralatan tempur canggih, termasuk jet tempur, kapal perang, dan berbagai sistem persenjataan lainnya turut dikerahkan dalam latihan ini.
Kegiatan militer berskala besar ini tidak luput dari sorotan internasional, terutama dari Tiongkok yang telah berulang kali menyuarakan keberatan terhadap kehadiran militer Amerika di kawasan yang mereka anggap sebagai zona pengaruhnya. Reaksi keras dari Beijing diperkirakan akan menyusul, mengingat latihan ini secara langsung mensimulasikan skenario pertahanan yang berkaitan erat dengan sengketa wilayah yang sedang berlangsung.
Latihan Balikatan sendiri merupakan simbol dari kerja sama pertahanan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Filipina, berdasarkan perjanjian militer yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Di tengah dinamika geopolitik Asia-Pasifik yang semakin kompleks, latihan ini dinilai sebagai upaya nyata kedua negara untuk memperkuat stabilitas kawasan dan menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi segala bentuk ancaman, termasuk yang datang dari kekuatan besar seperti Tiongkok.