Mendidik anak bukan perkara menunggu. Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan pentingnya mendidik anak sedari dini sebelum dunia luar menanamkan nilai-nilai negatif ke dalam diri mereka. Ia menegaskan, jangan tunggu anak mendengar hal-hal keliru dari teman, media, atau lingkungan baru orang tua bertindak. Pendidikan agama harus ditanam sejak kecil.
Menurutnya, anak-anak sudah sepatutnya dikenalkan dengan kewajiban menutup aurat, salat, taat kepada Allah, dan memahami konsep tauhid. Tak hanya itu, mengikuti sunnah Nabi Muhammad ï·º, menghormati para sahabat dan orang-orang saleh terdahulu juga menjadi bagian penting dalam pendidikan awal.
Orang tua juga disarankan untuk terus belajar, berkonsultasi dengan ulama, dan menyediakan bacaan yang bermanfaat—baik itu ilmu agama maupun umum. Dengan bekal pengetahuan ini, anak akan memiliki pondasi yang kuat untuk membedakan mana yang benar dan salah ketika menghadapi pengaruh luar.
Ustadz Khalid Basalamah mencontohkan banyak orang tua yang terlambat menyampaikan tentang bahaya zina, homoseksualitas, atau isu LGBT. Ketika anak sudah terjerumus, barulah orang tua panik dan bertindak—seringkali dengan cara yang salah. Ia menekankan pentingnya pendekatan dengan kasih sayang, bukan marah-marah atau menyalahkan. Anak justru bisa merasa lebih dimuliakan oleh teman dibandingkan oleh orang tua mereka.
“Kalau sudah terlanjur, seringkali anak memilih kabur, berpura-pura jadi baik di rumah, tapi di luar justru sebaliknya,” ungkapnya. Oleh karena itu, pondasi harus ditanam sejak dini, dimulai dari ajaran rukun Islam, rukun iman, hingga kisah-kisah inspiratif seperti Sirah Nabawiyah atau biografi para sahabat.
Ia menggambarkan proses ini seperti menanam tanaman. Tanahnya harus dibersihkan, dijaga, dipagari, dan setiap bibit yang ditanam harus diperhatikan pertumbuhannya. Jika dirawat dengan baik, maka hasil panennya akan maksimal. Begitu juga dalam mendidik anak—dimulai sejak dini, penuh perhatian, dan berkelanjutan.
Penulis: HAYYIL ZARKASI
