Jakarta – Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara soal tekanan ekonomi global, termasuk ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump. Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh media nasional, Prabowo blak-blakan mengakui adanya sejumlah blunder ekonomi yang dilakukan Indonesia selama beberapa dekade terakhir.
“Kita ini terlalu lama menjadi murid paling setia dari ajaran ekonomi Amerika. Saat ini kita harus bangun, berdiri di atas kaki sendiri,” kata Prabowo dalam potongan video wawancara yang viral di media sosial.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah dampak tarif Trump yang disebut berpotensi menghantam industri padat karya seperti tekstil, sepatu, garmen, hingga furniture. Prabowo menyadari hal ini dan mengusulkan solusi konkret: cari pasar baru di luar Amerika dan Eropa.
“Kita terlalu manja dengan pasar AS. Sudah saatnya kita buka pasar-pasar nontradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan,” tegas Prabowo.
Menariknya, Prabowo juga menyinggung peran akademisi dan teknokrat yang dinilai “terlalu diam” saat terjadi penyimpangan kebijakan di masa lalu. Namun, ia tetap mengapresiasi masukan dari dunia kampus yang menurutnya sudah banyak bersuara namun sering diabaikan pengambil kebijakan.
Tak hanya itu, Prabowo juga menyinggung soal kondisi Eropa yang tengah mengalami krisis energi dan perizinan pembangunan baru yang makin sulit. Ia membandingkan hal itu sebagai pelajaran berharga agar Indonesia tak mengulangi kesalahan serupa.
“Kita harus efisiensi, pangkas anggaran tak penting seperti studi banding ke luar negeri. Potong anggaran perjalanan dinas yang buang-buang duit,” tambahnya sambil menekankan pentingnya pemberantasan korupsi secara serius.
Pernyataan terbuka Prabowo ini menuai apresiasi dari banyak pihak karena dinilai realistis dan tidak menutup-nutupi masalah. “Akhirnya, ada presiden yang berani bilang kondisi kita tidak baik-baik saja,” kata Beni NX dalam videonya yang tengah viral di jagat maya.
Dengan tekanan eksternal dari Trump dan kondisi internal yang penuh tantangan, Prabowo menekankan pentingnya reformasi ekonomi menyeluruh dan pembangunan industri lokal berbasis teknologi serta ekspor.
“Kita harus lahirkan ‘chaebol’ baru seperti Korea Selatan. UMKM harus naik kelas, bukan sekadar bertahan hidup,” tutup Prabowo.
(mfs/mfs)
