Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal sekaligus menampilkan kreativitas peserta didik, Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Kota Padang menggelar acara Gebyar Madrasah dengan ragam kegiatan yang mengangkat budaya dan tradisi Minangkabau. Salah satunya melalui kegiatan memasak randang yang sarat akan nilai filosofi dan kebersamaan.
Dalam upaya menampilkan kreativitas peserta didik serta memperkenalkan kekayaan budaya dan tradisi Minangkabau, Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Kota Padang menyelenggarakan acara Gebyar Madrasah. Acara ini menampilkan ragam kegiatan untuk mengenalkan berbagai adat dan kuliner khas Minangkabau. Salah satunya adalah kegiatan memasak rendang.
Aktivitas ini tidak hanya mampu memanjakan lidah, tetapi juga mengandung filosofi kehidupan yang mendalam bagi para peserta didik. Dalam kegiatan memasak randang, proses kegiatan dijalankan secara langsung oleh para siswa kelas 9 mulai dari persiapan bumbu hingga memasak.
Tidak hanya itu, dalam rangkaian kegiatan tersebut para siswa juga turut berkontribusi melalui sumbangan dana yang digunakan untuk pengadaan bahan baku. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, sejumlah 60 kg daging digunakan untuk Marandang.
Acara dibuka secara resmi dengan pemukulan gendang dan pengguntingan pita oleh Kepala Kementerian Agama Kota Padang, Edi Oktaviandi. Prosesi pembukaan yang diadakan di halaman sekolah pada pagi hari turut dihadiri oleh siswa kelas 9, para guru, dan wali kelas.
Melalui Gebyar Madrasah diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara sekolah, peserta didik, dan wali murid serta menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya daerah.
Dalam sambutannya, Edi Oktaviandi juga menekankan bahwa kegiatan memasak randang bukan hanya semata mengajarkan teknik memasak, melainkan juga menanamkan nilai-nilai filosofi seperti kebersamaan, gotong royong, saling menghargai serta kontribusi bersama.
Hal ini diharapkan dapat membentuk karakter dan semangat kekeluargaan di antara seluruh warga sekolah. Ini sebuah kegiatan tidak saja dalam rangka mengajar anak-anak kita tentang memasak randang tapi sekaligus juga menanamkan nilai-nilai filosofi daripada memasak rendang itu sendiri.
Apa itu? Pertama sekali ada kebersamaan, kegotong-royongan, saling mengerti dan memahami di antara sesama, dan saling berkontribusi. Kemudian dari randang itu sendiri pun dapat pula kita ambil filosofi bahwa apapun bentuknya, sekecil apapun, kalau dia mampu memberikan kontribusi terbaik, dia akan mampu mewarnai dan memberikan yang terbaik untuk yang namanya randang itu tadi.
Filosofi ini hendaknya juga tertanam bagi setiap insan Kementerian Agama, apalagi Kementerian Agama telah mendapat peringkat terbaik di tingkat nasional. Ini perlu kita ikuti langkah-langkah dari Pak Menteri Agama ini.
Sementara itu, Kepala MTSN 6 Kota Padang Yakub menyampaikan bahwa Gebyar Madrasah pertama kali diselenggarakan pada tahun 2023 dan pada tahun ini acara telah memasuki edisi ketiga.
“Untuk kegiatan peta seni ini sudah kita laksanakan mulai dari 3 tahun yang lalu, sekarang adalah tahun ketiga,” ujar Yakub. “Melalui kegiatan ini terlihat bahwa anak-anak kita punya potensi yang berbeda-beda dalam menyampaikan dan menyalurkan aspirasi mereka.”
“Untuk merandang itu butuh daging sebanyak 60 kilo. Masing-masing anak kita ini menyumbang dari kelas masing-masing dan mereka dalam pelaksanaan itu sumber dananya murni dari mereka sendiri dan nanti akan dihidang serta dinikmati sendiri oleh anak-anak kita.”
“Ini juga bagian penilaian, bagaimana proses merandang dan juga sampai nanti penyajian dan juga rasanya akan dinilai oleh tim penilai,” tambahnya.
Penulis: HAYYIL ZARKASI