Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily kembali mengingatkan pentingnya memperlakukan istri sesuai kebiasaan baik yang berlaku di masyarakat. Dalam sebuah kajiannya, beliau menekankan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dijalani dengan prinsip ma’ruf atau kebaikan yang diakui dalam adat setempat.
“Hiduplah bersama mereka (istri) dengan cara yang baik,” ujar beliau mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an. Pernyataan ini menegaskan bahwa adat yang baik bisa menjadi dasar dalam memperlakukan pasangan, terutama dalam pernikahan.
Tak hanya itu, Syaikh Sulaiman juga menyampaikan bahwa jika dalam akad-akad selain pernikahan saja adat bisa menjadi tolok ukur, maka sudah sewajarnya dalam akad pernikahan hal ini lebih diutamakan. “Apalagi dalam pernikahan, nash (teks syar’i) telah dengan jelas menyatakan bahwa adat memiliki pengaruh,” tambahnya.
Menurut beliau, apa yang telah dikenal secara umum sebagai kebaikan dalam masyarakat bisa dianggap sebagai syarat yang wajib dipenuhi, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam akad. Prinsip ini dikenal dengan kaidah “al-ma’ruf ‘urfan ka al-mashrut shartan”—apa yang sudah dikenal secara umum dalam kebiasaan, kedudukannya seperti syarat yang disebutkan secara eksplisit.
Pesan ini seolah menjadi pengingat bahwa keharmonisan rumah tangga bukan hanya soal cinta, tapi juga soal etika dan penghormatan terhadap norma yang hidup di tengah masyarakat.
Penulis: HAYYIL ZARKASI
